Mathematics and Education

Elegi Melepas Elegi

Monday, October 8, 2012

Suatu malam aku duduk sambil mendengar ikhlas, komitmen dan nilai berbicara..


ikhlas:
hei komitmen dan nilai... apakah kalian memiliki kegundahan hati dan pikiran selayakku??

komitmen: aku tidak punya kegundahan hati selayaknya dirimu..

nilai : aku pun tidak memilikinya..

komitmen dan nilai :
mengapa bisa engkau memiliki kegundahan hati seperti itu?? bukankah kita adalah sama?

ikhlas :
entahlah,, tapi selama ini, kegalauan ini terus men-colekku
aku pun tahu kita adalah satu dan sama.. tapi mengapa hanya aku yang mengalami kegalauan ini?
aku tahu aku pun memiliki dirimu, wahai komitmen..
dan aku tetap setia dengan dirimu, wahai komitmen..
aku juga tahu nilai dari komitmen ini..
dan aku juga setia dengan dirimu, wahai nilaiku..
tapi aku galau atas diriku sendiri..
ilmu baru ini memberikanku elegi, yang entah kapan aku bisa mendapatkan jawaban pasti dan sesuai dengan harapanku..
bagaimana aku harus mengejar ketidakpastian terhadap pertanyaan-pertanyaanku??
bagaimana menjawa semua elegi-elegiku??

hingga aku berpikir, ingin kulepaskan diriku dari semua pertanyaanku..
ingin kulepas diriku dari semua elegiku..
ingin kulepas hingga aku hanya akan ikhlas menjalaninya saja..

tapi ternyata,, untuk melepaskan diriku dari semua pertanyaan pun merupakan ketidakpastian buatku..
melepaskan diriku dari semua elegiku pun tak semudah yang aku harapkan..
bahkan kembali menimbulkan elegi-elegi itu lagi.. pertanyaan-pertanyaan itu lagi..

sejenak aku terhenyak dan sadar seketika setelah mendengar perbincangan mereka
sadarlah aku,, ternyata aku masih hidup
ternyata pertanyaan-pertanyaan itu merupakan seluas-luasnya pikiranku
sedalam-dalamnya niatku
dan setinggi-tingginya keyakinanku..

dan elegi itu, akan selalu berada di depanku untuk membantu mencari ilmu baru yang bermanfaat dunia dan akhirat..

sekian perincangan malam ini..



8:22 AM