Mathematics and Education

Antara Takdir dan Ikhtiar

Wednesday, September 26, 2012


ANTARA TAKDIR DAN IKHTIAR

Ada definisi berbeda antara takdir yang menjadi definisiku dan definisi takdir saat saya kuliah Filsafat Ilmu pada pertemuan kedua. Sebenar-benarnya hidup adalah antara takdir dan ikhtiar. Tapi, takdir di sini adalah tidak bersesuaian dengan takdir yang saya definisikan.

Takdir menurut definisiku adalah ketetapan Yang Maha Kuasa terhadap makhlukNya dalam hal kelahiran, jodoh, dan kematian. Entah bagaimana caranya, atau dengan siapa, namun pastinya pada saat itu sudah ditakdirkan maka jadilah. Lalu bagaimana dengan hal ihwal yang terjadi dalam kehidupan selain dari 3 hal di atas. Itu bukanlah takdir, tapi nasib. Dan nasib dapat berubah sesuai dengan ikhtiar dan doa dari makhluk terhadap Tuhannya.

Apakah pada saat saya melakukan suatu perbuatan yang tidak baik dan merugikan orang dan lingkungan di sekitar sehingga mendapat balasan dosa dari Pencipta, apakah itu takdir? Apakah itu merupakan kehendak Pencipta terhadap makhluknya? Tentu saja bukan. Itu adalah hidup sebagaimana yang saya dapatkan melalui kuliah Filsafat Ilmu. Itu adalah antara potensi dan fakta. Itu adalah potensi yang dimiliki makhluk untuk memilih akan melakukan yang baik atau jahat. Dan ketika aku melakukan perbuatan baik, itu bukanlah ketetapan Pencipta terhadapku, melainkan adalah pilihan hidup yang aku jalani dalam ikhtiarku.

Dan pilihan atau ikhtiar yang dilakukan manusia itu akan mempengaruhi hidup tiap manusia. Dan jika manusia dapat menyadari bahwa hidup ini adalah sebenar-benarnya berikhtiar dan berdoa pada Pencipta, maka niscaya manusia akan benar-benar merasa bahwa dirinya sangat memerlukan pertolongan dan perlindungan dari Penciptanya. Sehingga rasa memiliki dan kehilangan manusia terhadap Penciptanya akan kekal dan absolut dan tidak bisa dikalahkan dengan kecintaan pada hal lain karena kita sangat membutuhkanNya.

Namun yang menjadi pertanyaan dalam hati saya adalah, kenapa harus ada 2 pilihan di dalam hidup? Menjadi baik atau jahat, menjadi berdosa atau berpahala, memilih yang A atau tidak memilih A, dan hal lainnya. Untuk apa ada surga dan neraka? Kenapa manusia diberikan kesempatan untuk menjadi baik dan juga saat yang bersamaan juga diberi kesempatan untuk menjadi jahat?

Jika hanya diciptakan untuk beribadah kepada Pencipta, bukankah kita bisa juga beribadah tanpa harus ada pilihan untuk berbuat dosa?

Tentunya dengan tanpa adanya pilihan untuk menjadi baik atau jahat, dunia ini akan damai dan baik. Tanpa perlu adanya pembantaian sesama manusia, tanpa ada yang merasa dizalimi.


Yandri Soeyono
NIM : 12709251058
Pendidikan Matematika Kelas C



4:24 PM